Monday 24 August 2015

Perbedaan Work Flow, Usecase, Activity, dan Flow Chart

Untuk membuat suatu aplikasi tidak cukup hanya dengan ide lalu langsung menuangkannya begitu saja ke dalam kodingan pemprograman. Semakin kompleks suatu aplikasi yang akan dibuat maka aka semakin sulit mencapai target jika tidak ada design yang bagus dari aplikasi tersebut. Salah satu bagian design apliaksi adalah penggunaan diagram modelling.
Ada banyak diagram modelling yang dapat kita gunakan, salah satu yang cukup populer adalah UML. Namun begitu, tidak semua diagram modelling cocok dengan apa yang akan kita rancang. Saya disini tidak akan menjelaskan panjang lebar mengenai apa itu diagram modelling atau UML, untuk bahan pembelajaran UML silakan klik link ini. Di artikel ini akan saya jelaskan apa yang dapat kita lakukan untuk menggambarkan suatu proses yang terjadi dalam sistem dengan menggunakan 4 diagram dibawah ini:
Work Flow Diagram
Use Case Diagram
Activity Diagram
Flow Chart
Pertama-tama mari kita mulai dari studi kasus, kita ambil contoh sebuah perusahaan sedang ingin membuat aplikasi pembukuan keuangan perusahaan. Sebelum adanya aplikasi, proses pembukuan masih manual, lihat gambar dibawah untuk lebih jelasnya:
Sistem yang lama membutuhkan proses yang memakan waktu dari tahap pengumpulan data hingga hasil pembukan sampai ke manager. Lalu setelah beberapa pertimbangan diputuskan oleh internal perusahaan, sistem yang lama akan diubah menjadi menggunakan program untuk membantu pembukuan. Alur sistem pembukuan yang baru menjadi:
Pada sistem yang baru, proses pembukuan keuangan perusahaan dapat dipersingkat dan tidak dibutuhkan banyak SDM untuk melakukan proses pembukuan. Akuntan hanya perlu mengakses database dengan menggunakan program yang telah dibuat, program pembukuan akan secara otomatis membuat laporan pembukuan dari input akuntan sehingga manager dapat langsung melihat hasil pembukuan tanpa waktu lama. Setelah alur kerja sistem yang baru telah didefinisikan dengan jelas, sekarang kita bisa menentukan fungsi apa saja yang terdapat pada program pembukuan yang akan dibuat. Disinilah Use Case diagram digunakan, lihatlah contoh dibawah:
Dari Use Case diagram di atas, bisa kita lihat bahwa program pembukuan yang akan dibuat memiliki fitur input data keuangan, ubah data keuangan, hapus data keuangan, dan buat pembukuan. Dengan dibuatnya diagram ini kita sekarang memilki gambaran jelas mengenai bisa apa program yang akan dibuat nanti sehingga mempermudah kita dalam mengingat fungsi yang ada pada program. Sekarang untuk memperjelas proses bisnis yang ada pada sisem pembukuan yang baru, kita bisa membuat activity diagram dari salah satu fungsi program yang telah dijabarkan di diagram Use Case, di sini diambil fungsi pembukuan karena fungsi tersebut memiliki proses bisnis. lihatlah gambar di bawah ini:
Activity diagram di atas telah memberikan gambaran kepada kita bagaiman program harus bekerja ketika fungsi pembukuan dilaksanakan. Sekarang dari activity diagram di atas, kita buat flowchart-nya yang dijadikan landasan untuk kodingan pemprograman dari proses pembukuan.
Diagram flowchart di atas, menggambarkan alur kerja fitur dari program pembukuan yang akan pada tingkatan hampir menuju kodingan pemprograman.
Dari penggunaan 4 diagram di atas, sekarang kita bisa melihat kesinambungan antara keempat diagram tersebut, secara garis besar fungsi dari keempat diagram tersebut jika dirangkai menjadi satu kesatuan adalah:
Work Flow Diagram, untuk menggambarkan alur kerja aplikasi yang akan dibuat pada tingkatan paling umum yang dapat dijadikan sebagai landasan pembuatan diagram pada tingkatan yang lebih khusus
Use Case Diagram, untuk menggambarkan fungsi apa saja yang ada pada aplikasi sehingga nanti mempermudah kita dalam mengingat fitur-fitur yang ada pada aplikasi tersebut dan sebagai landasan pada diagram activity
Activity Diagram, untuk menggambarkan alur kerja aplikasi secara lebih mendetail namun masih pada tingkatan umum, diagram ini lebih digunakan untuk menjelaskan proses bisnis dari aplikasi
Flow Chart, untuk menggambarkan alur kerja aplikasi secara lebih mendetail dan berada pada tingkatan teknis sehingga dapat digunakan untuk membantu konstruksi aplikasi
Perlu dicatat bahwa penggunaan diagram dalam menggambarkan suatu proses pada aplikasi tidak mesti hanya 4 jenis seperti yang telah dijelaskan pada artikel ini, banyak tersedia jenis diagram dan anda juga dapat membuat diagram anda sendiri selama ada aturan jelas dalam penggambaran diagramnya. Anda juga bisa mengganti salah satu dari keempat diagram yang dijelaskan di artikel ini seperti menggantikan activity diagram dengan statechart diagram, kedua diagram tersebut mempunyai fungsi yang sama namun berbeda dalam cara penampilan diagram.
Kombinasi dari keempat diagram yang saya jelaskan di sini merupakan salah satu kombinasi diagram yang saya rasa dapat memberikan gambaran jelas alur kerja aplikasi dan mudah untuk dimengerti.



Sistem orientasi objek UML yang merupakan sebuah bahasa spesifikasi yang berguna untuk mendokumentasikan, visualisasi, dan merancang sebuah sistem software , memiliki beberapa perbedaan dengan sistem terstruktur yang mana dibagi menjadi dua bagian yang antara lain : DFD dan ERD.

DFD sendiri merupakan suatu tools pembuatan model yang menggambarkan sebuah sistem sebagai suatu jaringan yang dihubungkan secara manual maupun komputerisasi. DFD merupakan alat pembuatan model yang sering digunakan.

ERD merupakan suatu model yang berguna untuk menjelaskan hubungan antar data dalam basis data yang berdasarkan pada objek-objek dasar data yang mempunyai hubungan antar relasi.

Dilihat dari toolsnya, terdapat beberapa perbedaan yang ada pada sistem orientasi objek dan struktur , yang antara lain :
Pada sistem orientasi objek terdapat :



1.Use Case Diagram
Use Case Diagram adalah sebuah diagram yang menggambarkan fungsionalitas dari sebuah sistem, dan mempresentasikan sebuah interaksi antara aktor dengan sistem.


Berikut contoh Use Case Diagram

2.Class Diagram
Class Diagram adalah sebuah diagram yang menunjukkan antar class dengan sistem yang sedang dibangun dan bagaimana adanya saling kolaborasi untuk mencapai tujuan.
Contoh Class diagram


3.Sequence Diagram
Sequence Diagram yaitu diagram yang menggambarkan intgeraksi antar objek-objek di dalam dan sekitar sistem yang berupa pesan yang digambarkan terhadap waktu.

Contoh sequence diagram


4.Collaboration Diagram
Collaboration diagram adalah diagram yang menggambarkan interaksi antar object seperti squence diagram namun menekankan peran masing-masing objek.
Contoh Collaboration Diagram


5.Component Diagram
Component Diagram adalah diagram yang menggambarkan sebuah susunan struktur dan hubungan antar komponen piranti lunak.
Contoh Component Diagram




6.Deployment Diagram
Yaitu suatu diagram yang memodelkan suatu distribusi aplikasi.
Contoh Deployment Diagram




7.State Diagram
Yaitu suatu diagram memodelkan objek yang terdapat dalam suatu sistem


Contoh State Diagram





8.Object Diagram
Yaitu suatu diagram memodelkan struktur dari suatu objek
Contoh Object Diagram


9.Activity Diagram
Yaitu suatu diagram yang memodelkan use casses dan objects


Contoh Activity Diagram



10.Conceptual Diagram
Yaitu suatu diagram yang memodelkan sebuah konsep-konsep dalam aplikasi


Contoh Conceptual diagram





Dan untuk sistem terstruktur terdapat:

Diagram Alur Data Fisik (DADF) digunakan untuk menggambarkan sebuah sistem yang lama.


Contoh diagram DADF






-Diagram Alur Data Logika (DADL) digunakan untuk menggambarkan sistem yang baru.


Contoh Diagram Alur Data Logika







Sumber :
-Irmanf.wordpress.com
-Wikipedia.org
-Wikipedia.id
-AgileModelling.com
-Tutorialspoint.com
-Tangensoft.net
-Softwarepractice.org

No comments:

Post a Comment